Pernahkah kalian mendengar namun tak ada suara? Pernahkah kalian diam tapi didengarkan? Pernahkah kalian melihat padahal yang kau lihat berkilo-kilo meter nan jauh di sana? Semua diam, hening. Hanya hati yang berbicara.
Hati-hati yang dekat berhimpun dalam cinta kepada-Nya tentu pernah merasakan ini. Sebuah energi luar biasa yang dikeluarkan oleh elemen terlembut manusia bernama hati. Masihkah kau tidak mengerti? Aku pun sebenarnya tak mengerti, sinyal apa yang terpancar, transmiter apa yang digunakan. Tak ada jumpa, tak ada dering handphone, namun suara hati berbicara dengan hebatnya.
Kuyakin dalam lirih kau mendengar, bahkan walau bisu, kuyakin kau mengerti.
Hanya yakin yang dibutuhkan, hanya yakin yang dibutuhkan untuk melakukan pembicaraan ini. Maka angin seperti berhimpun, mengirimkan suara hati kita, kepada siapapun nama yang kita sebut. Lalu, kita akan merasakannya, merasakan jawabannya. Kemudian kita pun tersenyum. Hanya itu. Namun dapat menjadi sedikit obat rindu.
Aku pernah menangis, kuat sekali. Saat itu aku merasa sendiri, benar-benar sendiri. “Ya Allah, jika benar hati kita dekat, kuyakin dia mendengar bahwa aku memanggilnya.” Dia benar-benar mendengar.
Ayah, ibu, adik-adik, sahabat, atau siapapun orang yang kita kenal bisa merasakan panggilan ini, asal hati kalian dekat.
Sekarang aku percaya, kita bisa memanggil seseorang nan jauh di sana, tanpa menggunakan handphone, skype, YM, Google Talk, dan segala macam alat komunikasi lainnya, asal hati kita dekat. 🙂
Pojok Biru 2,
Jumat, 22 Juli 2011
6.42
Pagi yang indah
…