Tak kan ada dua orang manusia yang 100% cocok, apalagi dengan banyak manusia. Maka persahabatan yang indah bukanlah yang diam saja. Apalagi yang hanya pergi bersama, makan bersama, jalan-jalan bersama, tapi dalam hati menggerutu jika sikap sang sahabat tak sesuai dengan apa yang ada di benaknya.
Persahabatan itu menerima. Karena setiap orang hampir memiliki α masing-masing dalam statistika hidupnya. Persahabatan itu menerima, kelebihan juga kekurangan. Kekurangan bukan berarti kekurangan fisik, tetapi terlebih pada kekurangan sikap, sifat, ataupun watak seseorang yang tidak kita sukai.
Namun ternyata menerima kekurangan saja ternyata tak cukup, masih perlu yang namanya mengingatkan. Sahabat yang benar-benar sahabat tak akan pernah membiarkan sahabatnya lena oleh fatamorgana kehidupan, tetapi selalu lantang mengingatkan. Tak peduli ia pun dibenci karena itu. Karena baginya, kebaikan untuk sahabatnya jauh lebih penting dari kebersamaan itu sendiri. Sahabat sejati adalah mereka yang berkata benar, bukan mereka yang hanya membenarkan apa yang dilakukan oleh sahabatnya.
Zzzz, cerosocan lama yang terbuka kembali. Ternyata banyak cerita yang kusimpan sendiri selama ini.
Tetangga langit,
4 Januari 2012
11.58