..Mungkin akan lebih baik jika kita sebut ‘perpisahan yang menyakitkan’ itu, dengan perpindahan.. –Arief Effendhi, Sceighterz No. 1
Selalu ada cara untuk menebus rindu. 2008, sejak aku mengenal kalian, hingga kini sudah 2012, kalian tetap semangatku. Ya, ternyata sudah empat tahun perjalanan kita membentuk sebuah keluarga yang kita beri nama SC8. Empat tahun dalam kebersamaan dan keterpisahan, dengan perbandingan 1:3. Bukankah kebersamaan mutlak kita hanya satu tahun? Lalu tahun-tahun berikutnya dengan keterpisahan? Tapi resmi simpul yang kita rajut tak pernah lepas atas nama keterpisahan itu.
Satu tahun yang nyatanya membekas, bukan hanya soal pertemanan, tapi spirit, impian, motivasi, perbaikan diri, dan.. bagiku pribadi juga sebuah bagian dari cerita hidup. Satu tahun, di awal kita remaja dengan berbagai romansanya, lalu kita juga mendewasa di sana. Tak hanya lepas bercanda bersama layaknya remaja enam belas tahun, tapi juga berjibaku mencari solusi atas berbagai problem yang kita hadapi saat itu. Lalu, kita juga saling merajut prestasi. Saling berbagi. Ah, lebih banyak pula menggila bersama. Kadang saling bersungut atas tingkah yang tak enak di hati. Semua itu, perlahan menjadi puzzle-puzzle yang kita beri nama kenangan.
Kamis, 23 Agustus 2012, mungkin adalah hari untuk kita merapikan puzzle-puzzle kenangan, meskipun tidak lengkap—lagi. Tapi, tak apa. Bukankah dalam satu tahun kebersamaan mutlak kita juga bisa dihitung kapan kita lengkap ber-24? Bahkan, dalam memori laptopku, hanya ada 2 foto kita yang lengkap berisi 24 orang. Dalam hari yang kusebut penebusan rindu itu, di rumah Ely, 18 di antara kita hadir. Fikru, Ridlo, Grandis, Mei, Bunga, dan Septian berhalangan hadir. Ada yang kurang, tapi puzzle-puzzle ini harus tetap dirapikan.
Puzzle ini diawali dengan nyasarnya saya dan Epin (Nakhar Alvinda) yang mengira jembatan Tanjang dan Ngantru itu sama. (Sejujurnya, hari itu saya baru tahu kalau jembatan Tanjang dan Ngantru itu berbeda). Dengan segala kengaretannya, acara pun dimulai pukul 10.30 (seharusnya jam 8.00). Acara dibuka oleh Ioq dan dilanjutkan dengan sambutan dari Pak RT (Prasetya Utama), lalu sesi sharing dari Muhyi Nur Fitrahanefi, sceighterz no. 11 yang baru bisa ikut berkumpul, setelah dua kali dalam tiap tahun pertemuan kita tidak pernah bisa hadir. Konon, di reuni ke-3 ini pun dia tidak bisa hadir. Tapi entah kenapa, manusia tinggi itu tiba-tiba duduk di pojok. Jujur, saya pikir saya salah lihat atau saya pikir saya mimpi (agak lebay 😀 ). :p Dalam sesi sharing yang tak lama itu, dia hanya bercerita sedikit bahwa selama ini banyak ‘bantu-bantu’ di BEM dan lainnya. Baiklah, teman kita yang satu ini memang superaktivis.
Rupanya, kita sudah tidak sabar untuk langsung menuju acara inti, sebuah games berjudul “Merapikan Puzzle Kenangan”. Dalam permainan ini, masing-masing anggota SC8 akan diberi pertanyaan tentang kenangan yang pernah kita lalui dulu. Mereka yang bisa menjawab pertanyaan boleh memilih kado terlebih dahulu, dan yang tidak bisa menjawab, akan ditaburi bedak oleh sceighterz lainnya. Saya, sebagai PJ games dadakan bersama Puji Astuti, sebenarnya cukup deg-degan akan kelancaran games ini. Nyatanya, kita larut dalam tawa yang sudah lama tak kulihat. Tawa-tawa lepas tanpa pretensi.
Kisworo, mengajukan diri sebagai relawan pertama yang ditanyai, dan langsung kena zonk karena tidak bisa menjawab pertanyaan, “Apa judul drama yang kita mainkan dalam pekan drama sekolah?”. Ya, kita sudah lupa, bahwa “Kisah Cinta dan Lain-lain” karya Arifin C. Noor pernah menjadi mahakarya yang kita perjuangkan bersama. Jangan tanya kenapa saya bisa ingat semuanya dan membuat pertanyaan-pertanyaan itu, saya sendiri juga bingung. Ah, soal tanggal, saya juga lupa kok, saya hanya klik kanan detail pada memori foto-foto kita yang saya punya. Hehe. Atau juga karena saya punya beberapa catatan perjalanan kita (kan kacung tinta sc8 :p )
Selanjutnya, kami mencari jawaban atas puzzle-puzzle kenangan berikutnya, larut dalam tawa lepas, seakan waktu tak berbatas. Bedak-bedak tertuang di muka tak terelakkan lagi. Tak ada kompromi untuk setiap jawaban yang salah. Ada juga wajah yang memerah. Hanya adzan Dzuhur yang kemudian mengistirahatkan sejumput kisah.
Usai solat, kita masuk ke acara inti berikutnya, apalagi kalau bukan makan siang 😀 . Es buah, lontong, opor, lele lengkap dengan sayur bayam dan sambelnya sudah dihidangkan oleh Tuan Rumah, Ely Fitriana. Tentu saja nikmat, karena makan bersama SC8 seperti ini mungkin hanya kita nikmati satu tahun sekali.
Acara belum selesai, Kawan. Kita lalu menyiapkan bulpen untuk menulis kertas warna-warni yang kita masukkan dalam amplop testimoni. Ini seru. Kita diberi kesempatan untuk menuliskan apa saja kepada masing-masing anggota SC8. Hasilnya, saya senyum-senyum sendiri tiap ingat isi amplop untukku. Kalian ada-ada saja, Kawan. Semoga menjadi doa. Hei, apa isi amplop kalian? Saya tiba-tiba penasaran 😀 Dalam amplop testimoni ini, kita yang berhalangan hadir pun tetap mendapatkan testimoni. Ada satu amplop yang berisi satu testimoni untuk SC8.
Berikut beberapa cuplikan testimoni untuk SC8 (versi lengkapnya nanti saya post sendiri)
“Persaudaraan ini sungguh indah dan mengharukan. Terima kasih. ^^”
“Be an everlasting story, friendship, and relationship.”
“Tertawa dan bercanda saat bersama, kadang membuat kita lupa, kita adalah siapa, di mana, dan sekarang sudah jam berapa. Sukses. ^^.”
“Beruntung menjadi bagian dari kelas yang berisi orang-orang hebat. Semoga aku juga ketularan. Hehehe.”
“Semoga tetap mengudara tapi nggak lupa sama bumi. Cukup sebagian orang yang mencintai bumi.”
–testimoni saya pilih secara acak. Testimoni ini dibacakan langsung oleh Pak RT.
Setelah amplop testimoni selesai, acara selanjutnya adalah pembacaan “Sceighterz of The Year”, yang tahun ini dinobatkan kepada Puji Astuti atau Fhu. Ukhti yang satu ini sangat semangat menyambung silaturahmi. Dalam beberapa alasan yang terdata, disebutkan juga bahwa ia adalah perempuan yang memuliakan saudaranya, terkonyol dan terlebay, paling semangat jarkom dan antusias sekali untuk mengajak berkumpul, menjadi mahasiswa terpeduli di kampusnya (STAN), dan terakhir.. karena SC8 tanpa Fhu bagai sayur tanpa air. Ciyee.. selamat ya Fhu 🙂

Ah bicara soal prestasi, saya tahu kalian gudangnya. Saya dengar, Fikru, Pak Dokter dari UGM itu IPK-nya 4 sampai semester III, menjadi ketua LDK FK UGM, dan dua kali lolos Pimnas. Epin, si kecil jawara paralel sejak SMA itu juga beberapa kali mendapatkan IP 4. Nanda Setiawan, yang dinobatkan sebagai Sceighterz tergendut ini mewakili ITB dalam suatu perlombaan. Gigih Wahyu, sekretaris SC8 ini bahkan sudah merilis buku perdananya yang berjudul “Pelangi Kehidupan”. Juga, tiga di antara kita, Fikru (lagi), Muhyi, dan Puji Utomo terpilih menjadi peserta PPSDMS angkatan 2012. Tentu, masih banyak cerita yang belum sempat kita bagi dalam kesempatan yang tak lama itu. Cerita-cerita itu selalu menjadi charger semangatku untuk terus berkarya.
Ah teman, benar, waktu serasa tak pernah cukup untuk orang yang dimabuk bahagia, nyatanya kita harus dihadapkan dengan keterpisahan lagi. Beberapa jam rasanya belum cukup untuk menebus rindu. Saya tahu, kalian kini telah mendewasa, dari segi apapun. Tapi dalam kebersamaan kita di hari penebusan rindu itu, saya melihat sisi lain. Lupakan dulu soal siapa kita di luar, biarlah dalam kesempatan yang berbatas ini kita lepas. Saling bercerita. Saling memberi semangat. Saling mengenang. Saya tahu, kalian adalah orang-orang luar biasa, dulu, sekarang, atau pun nanti. Selamat kembali ke kampung rantau, mewarna di sana, menjadi hebat di sana. Saya selalu menunggu cerita-cerita itu sebagai lecutan semangat untuk menjadi lebih baik.
Dan bagiku, rindu ini belum terbayar lunas, malah menumpuk menjadi presipitasi—lagi. Tapi biarlah rindu ini ada, menguatkan, dan melebur menjadi semangat. Mungkin di acara penebusan rindu SC8 tahun depan, sudah terwarnai anggota SC8 yang sudah mengenakan toga, atau bahkan yang sudah menggandeng pasangan, hehe.
Semoga penebusan rindu ini tidak berhenti di angka tiga saja, tapi terus berlanjut sampai 24, bahkan berulang sampai kita mempunyai anak. Menyusuri rumah Sceighterz satu demi satu. Lalu juga menganugerahkan piala bergilir untuk kalian yang telah melabuhkan diri dalam bahtera bernama pernikahan.
Selamat berjuang orang-orang hebat.
Salam,
Pemimpi yang menyukai huruf-huruf. Yang diam-diam sering merindukan kalian.
Sceighterz No. 14
Jumat, 24 Agustus 2012
10.50 WLH
Bismillah..
Numpang komen,,
Padahal asline aku kepingin ngerti prestasine kanca-kanca kaya piye.. Ternyata malah ora podo sharing, mesti kanca-kanca podo merendah yo? Ono pertanyaan2 iki sing kayake ora kecatet ning notulensi,,
1. Sharinge akh Muhyi kok ora dicritakke? Tulung dicritakke tho,, mesakke sing ora melu reuni dadi ora ngerti critane,, 😀
2. Grandis ora melu neh, berarti mecah rekor ora pernah teko reuni tho? :p
3. Sing ora hadir ntuk testimoni yo? Aku ntuk ora? (paling ora ntuk)
4. Emang Holog pernah lomba makili ITB yo? gek ngerti aku malah,, :p
5. Tahun ngarep reunine ning omahe sopo?
6. Btw aku titip pertanyaan tentang “misteri warna beruang” tho? Sing njawabe bener sopo wae?
7. Sidane website sc8 jalan ora penake? Nek ora tak drop.e. Nek sido jalan yo monggo diisi hasil2 reuni wingi,,
8. Ojo salah lho, syeh Puji juga ketua Rohis jurusan Sipil UGM,, Nek sing ikhwan sih aku ngerti kabeh pasang polahe, sing akhwate nek ngerti prestasi2ne tulung dishare jugak ben ngerti yo..
Terakhir, karena kita ber-24 semuanya muslim, hendaknya segera merubah pola pikir. Bahwa persaudaraan yang hanya karena dunia tidak ada nilainya di sisi Allah. Allah hanya mengakui persaudaraan di dalam agama. Tafadhol kalau mau lebih jelasnya http://alislamu.com/kajian-tematik/4130-memperkuat-ukhuwah-menghindari-ashobiyah.html.
Semoga kita termasuk orang-orang yang disebut Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam dalam hadits riwayat Imam Abu Dawud. Langsung saya bawakan terjemahaannya, Nabi shalallahu’alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat orang-orang yang bukan nabi, dan bukan pula syuhada, Tapi bahkan para nabi dan syuhada cemburu pada mereka di hari kiamat nanti, tersebab kedudukan yang di berikan oleh Allah pada mereka.” “Ya Rasullullah,” kata para sahabat ketika itu,” Beri tahukanlah kepada kami, siapa mereka?” “Mereka itu adalah,” jawab beliau, “Segolongan manusia yang saling mencintai karena rahmat Allah. Bukan oleh sebab kekerabatan dan darah. Bukan pula karena didasarkan pemberian harta. Demi Allah, wajah mereka pada hari itu bersinar cemerlang dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tiada merasa khawatir ketika manusia lain ketakutan. Dan mereka tidak bersedih ketika manusia lain berduka.” Allahua’lam,,
regards,,
min akhukum
SC8erz terbodoh, terjahil, & tergaptek..
1. Muhyi cm share dikit Dlo,ya cuma yg tak tulis itu. Lebih lengkapnya, monggo tanya orgnya langsung sepak terjangnya.. 🙂
2. Iya,grandis gabisa lagi.
3. Ntuk juga kok, mungkin dibawa pendi atau anak ITB yg lain..
4. Informasi yg ada sih begitu. Hehe..
5. Taun dpan masih blum fix,tp hasil diskusi kmrn di rumahe Fikru insyaAllah.
6. Jawabane cokelat to? Isna bner..
7. Dijalankan jg tak apa.. Tp iki blm bisa ngelolane,internet lola sekali Dlo,upload iki wae susah..
8. Wah, thanks infone. Temen2 pd merendah sepertinya jd blm cerita banyak. Mungkin taun selanjutnya bisa ditambah agenda khusus biar pd ngaku udah jd apa aja dan berprestasi apa saja. Suwun masukane..
Yap.. InsyaAllah.. Suwun Dlo.
jwbne putih him. Kmren udh d jwb syeh.
N blm ad yg bner jwbny kmren.
Ralat: yg bisa jawab beruang itu syeh puji trnyata.. Baru dikonfirmasi puji, jawabane putih 😀 afwan.
sregep men kw him nulis2 ngniki,hahaha..kren boy:)
hobi ndaaa 😀
terharu aku him T.T
kemana aja pend baru baca? heheee