Kamu pernah merasa sakit atau disakiti? Sama. Mengapa? Kamu dihina? Ah, sama. Mengapa lagi? Kamu dijatuhkan? Dibuat susah hidupmu? Apa? Keluargamu juga disakiti? Kamu bahkan difitnah? Apa? Kamu tidak rela? Ah, suatu saat kamu akan berterima kasih pada orang yang bahkan mencipta air mata di wajah ibumu atau orang yang membuat ayahmu terdiam lama oleh beban pikiran. Ya, kamu akan berterima kasih padanya.
Ha? Kamu pasti protes. Terima kasih untuk apa? Bukankah harusnya kamu membencinya?
Ah tidak, kamu nanti akan berterima kasih.
Kamu tahu? Saat kamu disakiti ada perasaan membuncah yang penuh energi. Gunakan energi itu dengan baik. Gunakan energi itu untuk membuktikan bahwa dia yang menyakitimu hanya akan mampu nyengir jelek menyaksikan kehebatanmu. Lalu bagaimana soal air mata ibumu? Ah, katakan saja pada Ibumu, “Percayalah, Ibu, aku akan melengkungkan senyum terbaikmu, dan air matamu tidak akan ada apa-apanya dibandingkan senyummu nanti.” Lalu segera usap air matanya. Soal lamunan ayahmu? Tunggu apalagi? Singsingkan lenganmu sekarang juga. Mari bermain dengan inovasi dan kreativitas. Sandingkan lengkung senyumnya di samping senyum ibumu. Dan saksikan wajah nyengir jelek dari dia yang menyakitimu.
Bukan saatnya membencinya apalagi membalas perbuatannya, beri saja dia senyum termanis kamu. Suatu saat kamu akan berterima kasih pada orang yang menyakitimu, karena bisa jadi hinaan dan caranya menyakitimu adalah motivasi terbesarmu untuk menjadi hebat.
Terima kasih 🙂
Menuju tol Jagorawi
22 September 2012
Lupanulisjam