Uncategorized

Novembiru ~ berakhir

image

November sebentar lagi meninggalkan langit. Bulan siap berganti dengan wajah barunya. Aku menutupnya dengan menari menerjang hujan. Menuju semangkuk indomie pedas bergulung gunungan keju. Ya, aku selalu merindukan keju seperti aku merindukanmu. Tapi November ini, biarlah keju tidak menganalogikan kamu. Cukup keju saja. Aku menyukainya. Amat.
Dan selain keju, menari di tengah hujan adalah hal yang benar-benar baru bagiku.

Setelah lama hanya mematung di balik jendela, bahkan menutupnya, bersembunyi takut menghindari hujan, akhir November ini, aku malah menerjang hujan. Membasahi hati yang terlanjur basah, lalu menari. Kamu memang masih diam saja, tapi sudahlah. Biarlah hujan menjadi sahabat baikku, tanpa menyakitiku.
November ini segala cerita (belum) selesai. Pembicaraan yang terputus saat matahari sepenggalah naik, yang hanya berakhir pada kata menggantung, masih membuatku tersenyum kadang berdamai pada lakrimal supaya tidak jatuh. Tapi November ini aku sudah terlanjur memilih untuk bahagia, apapun yang terjadi.
November. Dengan ikan biru–ipank–yang menemaniku. Dengan kue tiramisu berlilin tiga yang mengejutkan. Dengan berbagai kiriman gambar, voice note, dan doa. Dengan sebuah sematan mahasiswa terbaik yang ‘menampar’. Dengan aku yang lebih ‘rapi’. Dengan apa yang kutunggu tapi nyatanya tak ada.
Tetap saja. November ini, semua benar-benar membiru. Ya, novembiru.
Maka, hujan yang sore ini masih menyapa lagi, kusambut dengan tarianku. Ya, hujan ini masih tetap milikmu. Dan november jelas berkonspirasi dengan langit untuk menurunkan hujan. Menjadikanku seperti ini, menari ceria, tertawa dengan gigi yang tak pernah absen di bingkai foto, dan tersenyum. Aku tidak tahu kamu di ujung yang mana. Yang jelas, aku tak perlu menunggu hujan reda untuk menari. Aku tidak akan sakit oleh hujan. November terlalu biru hanya untuk menyaksikan hujan, sementara cerah langit pagi begitu menungguku untuk menari.
Selamat jalan Novembiru tahun ini. Terima kasih untuk secuil keberanian yang menyapaku untuk berbicara, yang mungkin (belum) selesai.
November sebentar lagi pamit. Kuseduh bandrek susu untuk sekadar menghangatkan tenggorokan. Kenikmati parutan keju terakhir yang kali ini terpaksa menganalogikan, ….. Ah!!

Pojok Biru 2,
30 November 2012
23.40

FYI: nama saya Novi berarti November Akhir šŸ™‚ *gapenting*

Advertisement

2 thoughts on “Novembiru ~ berakhir”

bagaimana menurutmu? :)

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s