Aku sudah duduk di sini sejak empat jam yang lalu. Sudah puluhan bus yang lewat. Sudah ratusan langkah kaki yang lalu lalang. Mereka bertanya, “apa yang kutunggu?”
“Bus kuning,” jawabku.
“Sudah berlalu banyak sedari tadi. Tapi tak kau hiraukan. Apa yang masih kamu tunggu?” kata mereka.
Kamu. Hanya hatiku yang menjawab. Mulutku diam. Mereka lelah menungguku tak kunjung berbicara. Aku menunggu bus kuning berisi kamu, tersenyum juga menungguku di dalamnya. Tapi tak ada.
Empat menit kemudian, kamu datang. Bukan naik bus kuning. Roda sepedamu berputar. Seorang gadis duduk di boncengannya. Bus kuning datang lagi. Aku pergi dan kamu mengikutiku. Bus kuning berlalu. Sepedamu sudah terjatuh sejak kamu mengejarku. Gadis itu terdiam sendu menemani halte. Kami diam memeluk tanya.
Di halte, orang-orang menunggu. Aku juga.
*lagi pingin menggeje
Kampus Impian
11 12 13
01.44
cie cie cie..
menunggu jadi lebih menyenangkan.
nice 🙂