Cerita dan Celoteh, GAMUS

A Little Thing Called “KEPO”

Ceritanya baru aja nonton film “A Little Thing Called Love” makanya jadi agak terpengaruh gitu ke judul tulisan ini. Haha. Ke mane aje lu, Hims, hari gini baru nonton tuh film? Santai aja kelees (gaya Feni), gue kan nggak hobi film kecuali disodorin atau ada novel kesukaan yang difilm-in. Hehe. Nah, apa hubungan antara film itu dan tulisan ini? Nggak ada sih, biar keren aja (Gubrak!). Ya intinya saya nggak ngobrolin tentang “love” tapi “kepo” walaupun “kepo” dan “love” sebenarnya saling berhubungan. Nah lho? Sabar. Baca dulu ocehan tidak jelas saya ini sampai selesai 😀 Walaupun–lagi-lagi–tulisan ini akan jadi random sekali. Otak saya masih dalam posisi randomisasi tingkat tinggi yang artinya nggak bisa diajak skripsian. Jadi, daripada saya nggak produktif, saya ngerandom aja di sini ya 😛

Hmm, sudah pernah saya singgung sebelumnya sih, saya sering merasa orang zaman sekarang malas peduli karena malas dibilang kepo. Mungkin juga saya. Jadi, ketika kita ketahuan kepo-in seseorang jadinya malu. Padahal mah nggak apa-apa. Bukan semua yang kepo berarti ada apa-apa kan? Kepo itu tanda sayang. Tapi kalau dikepoin juga nggak usah kegeeran macam-macam dan mengartikan sayang yang gimana-gimana. Apalagi perempuan, saya sudah bilang berkali-kali, nggak usah melayang-layang, nanti jatuh kalau sakit. Tapi juga nggak usah kepo-in yang nggak penting juga, nanti sakit hati. Pengalaman ya, Hims? 

keep-calm-and-stay-kepo

Keep calm aja Bro Sist. Keep kepo! Karena menurut saya kepo itu perlu. Dari kepo kita jadi tahu kondisi sahabat kita, jadi tahu kebenarannya, jadi tumbuh deh rasa peduli dan peka pada orang-orang di sekitar kita. Eh, kepo yang gimana? Coba kita telaah dulu. Katanya sih, menurut kamus bahasa gaul, KEPO itu kependekan dari Knowing Every Particular Object. Nah, kalau menurut kamus bahasa Inggris versi 2.04 di laptop Himsa, particulars berati “fakta-fakta, keterangan-keterangan. 1 teliti. 2 khusus. –particularly kk. terutama sekali, (ter)istimewa”. Do you get the point? Yeah, artinya, kalau KEPO itu ya nggak setengah-setengah. Kalau KEPO ya harus teliti. Kan ada kata PARTICULAR dalam KEPO. Jangan cuma ngecek status di media sosial udah menyimpulkan begini begitu. Jangan cuma baru denger kasak kusuk udah nge-judge begini begitu. Jangan cuma dapat pengaduan dari pihak tertentu udah heboh sendiri berprasangka macam-macam. KEPO itu menurut saya konsekuensinya adalah paham. Tahu sampai akar-akarnya. Efeknya adalah peduli. Jadi kalau denger berita apa, atau merasa ada yang bagaimana dengan status atau update media sosial dari sahabat kita jangan langsung berprasangka macam-macam, tapi juga diklarifikasi ke yang bersangkutan. Kalau bahasa kerennya, tabayun dulu. Alih-alih paham, kalau niat kepo tapi setengah-setengah, yang ada malah salah paham, sakit hati sendiri atau melayang-layang nggak jelas karena kegeeran.

Walaupun begitu, kita juga tetap harus memilah-milah, mana hal yang penting untuk di-kepo-in dan mana yang tidak. Kalau semua di-kepo-in ya stress sendiri. Ada KEPO yang bermanfaat, ada KEPO yang bikin stress. Misalnya kepo-in timeline Ustadz atau siapalah yang inspiratif. Kan ke-kepo-an kita menguatkan diri. Efeknya bagus. Nggak apa. Kalau saya jujur hobi banget kepo-in FP Darwis Tere Liye. Jleb! Tapi selalu mengingatkan, hehe. Atau kalau kita melihat sahabat kita ada yang perlu perhatian atau ada masalah, kepo bisa membuat kita peka dan menumbuhkan rasa peduli. Ingat! Ada kata particular dari kata KEPO, jangan sampai ke-kepo-an kita ujungnya malah ghibah. 🙂 Jangan kepo-in mantan aja, nanti sakit hati terus lagi 😛

Ngomong-ngomong KEPO, saya jadi ingat beberapa waktu lalu saya sempat iseng lihat siapa aja yang buka akun facebook dan timeline twitter saya. Eh, most kepoers-nya ternyata adalah anak-anak GAMUS dan SC8. Hehehe, saya senyum-senyum sendiri. Tak apa, KEPO artinya tanda sayang. Jadi, mereka sayang dan peduli sama Himsa (Heh, kegeeran kan!). Gapapa kelees (gaya Feni lagi), saya juga sayang (banget) sama anak-anak Gamus dan SC8.

Sudah, sudah. Sekian cerita tentang hal kecil bernama KEPO. KEPO bukan sesuatu yang harus membuat kita malu. Santai aja kalau kita memang KEPO. Karena KEPO adalah tanda sayang yang konsekuensinya paham dan efeknya peduli 🙂 Keep calm and stay KEPO! 😀

Ruang Move Up

8.12 WLH

22 Des 2013

*masih terapi hati*

Saya menulis ini bukan berarti saya lebih baik, tapi setidaknya ketika saya ingat pernah menuliskannya maka hal itu akan menjadi pengingat yang dapat mencegah saya dari perbuatan buruk atau mendorong saya untuk melakukan perbuatan baik. Allah tidak suka hamba yang mengatakan sesuatu tapi tidak mengerjakannya. Begitupun saya yakin Allah juga tidak suka kita menulis apa yang tidak kita kerjakan. Maka, ketika saya menulis, saya sebenarnya hanya mengingatkan diri saya sendiri supaya berbuat seperti yang saya tulis. Selain terapi hati, tulisan adalah penjaga diri. 🙂

Salam semangat dan positif selalu. Karena selalu ada hikmah yang dapat dicomot walaupun sememusingkan apapun kejadian itu. –azaleav

Advertisement

7 thoughts on “A Little Thing Called “KEPO””

bagaimana menurutmu? :)

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s