Cerita dan Celoteh, komunikasi

Skripsi-an 10 Hari? Why Not?

Sebelum kalian menimpuk saya pakai mawar biru (ha??),  saya luruskan dulu judul di atas. Saya nggak mengerjakan semua skripsi dalam waktu 10 hari kok, tapi BAB IV dan V yang mencakup hasil penelitian dan pembahasan, alhamdulillah selesai dalam waktu 10 hari, bahkan mungkin kurang. Bisa ya? Bisa. Kakak senior saya bahkan ada yang hanya menghabiskan waktu 4 hari (tapi habis itu masuk rumah sakit, hehe). Ini bukan soal cerdas atau tidak, tapi ini soal mau atau tidak. Well, sudahlah, apa yang menjadi poin pembahasan (bahasa gue, kebawa BAB IV 😛 ) bukan tentang berapa lama mengerjakan ini semua. Tapi soal proses untuk mengerjakan itu semua. Lalu kenapa judulnya bawa-bawa waktu? Biar menarik aja. Haha. Bukan kok. Karena memang ada poin yang ingin saya share dengan teman-teman terkait hal ini. Semoga bermanfaat untuk para pejuang skripsi di manapun berada.

setiap niat baik selalu ada jalannya :)
setiap niat baik selalu ada jalannya 🙂

Mulai dari BAB I. Apa pun pembahasannya, saya selalu memulainya dari bab ini, bab NIAT. Untuk apa sih kita skripsi? Merebut gelar S.teh? Hehehehee. Ya nggak apa-apa, kalau niatnya itu, ya yang kita dapatkan itu saja. Selama proses pengerjaan ini, saya mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga. Yang jelas, menurut saya, sebaiknya niat kita skripsi jangan hanya sekadar soal gelar. Idealis sih. Tapi beneran, ada banyak sekali ilmu yang bisa kita gali dari proses pengerjaan skripsi ini, yang sayang sekali kalau kita lewatkan, kalau kita hanya mengejar gelar. Saya merasakannya sendiri. Karena itulah, ada beberapa poin yang saya garis bawahi dan ingin saya bagi kepada teman-teman berdasarkan pengalaman saya.

  1. Pilihlah tema skripsi yang memang kita suka atau yang benar-benar ingin kita ketahui. Ini klise sih. Tapi akan sangat terasa sekali ketika kita mengerjakan. Bakal terasa ruhnya. Ya intinya, kalau kita memang sudah tahu hasilnya dan kita tidak tertarik, untuk apa kita teliti kan? Saya sangat mencintai dunia kepenulisan dan buku, akhirnya saya memutuskan untuk meneliti tentang nulisbuku.com. Terlebih nulisbuku.com punya banyak hal unik yang membuat saya penasaran, seperti perkembangannya yang cepat, posisinya dibanding self publishing lain, dan banyak lagi (nanti jadi BAB I kalau saya bahas di sini, haha). Ditambah lagi, saya nemu jurnal yang membahas tentang integrated online marketing communication, perkembangan dari teori IMC yang dapat diaplikasikan untuk membangun hubungan dengan khalayak online. Jadilah, saya punya ide untuk mengambil skripsi tentang ini saja. Hasilnya? I’m amazed. Indonesia punya banyak orang kreatif dan nulisbuku.com ini merupakan salah satu produk ide kreatif yang keren menurut saya. Karena saya suka, maka ketika proses penelitian pun saya senang dan penasaran sekali bagaimana hasilnya. Saya harus rajin kepo-in timeline twitter dan facebook nulisbuku.com. Tapi tetep seneng karena gara-gara itu, saya menemukan banyak motivasi tentang menulis dari nulisbuku.com, ya gimana saya nggak seneng? Hehe. Masalahnya, saya jadi pingin nulis cerpen. Haha. Bagaimanapun, banyak sekali inspirasi yang kemudian saya dapatkan selama melaksanakan penelitian ini. Begitupun banyak juga yang saya dapat tentang ilmu keren marketing communication sebagai konsentrasi kuliah saya selama ini. Teman saya malah ada yang meneliti tentang gaya komunikasi pemimpin dikaitkan dengan budaya minang. Serius, sejujurnya saya iri dengan penelitiannya karena dia meneliti aktivis, itu impian saya. Haha. Masih ingat sama demo lamaran? Tapi nggak apa-apa, setidaknya saya bisa tahu gaya komunikasi aktivis dari hasil penelitian (modus)nya. Haha. Peace, Kawan.
  2. Mengerjakan skripsi itu soal menekan ego. Siapa bilang menulis skripsi itu mudah? Memang mudah sebenarnya, tapi godaannya luar biasa. Capek lah, malas lah, bingung lah, apa lah. Padahal alasan-alasan tersebut sebenarnya bisa diatasi kalau kita mau menekan ego pribadi. Menulis secara sistematis itu butuh waktu, tenaga, dan pikiran yang fokus. Banyak hal yang harus kita korbankan. Waktu bermain kita, waktu nonton kita, waktu baca buku, waktu menulis cerpen, dan lain-lain. Kalau kita tidak mau sejenak saja menekan ego untuk sejenak pula mengorbankan kesenangan kita, ya nggak akan selesai. Makanya balik ke poin 1, jadinya kita tetap mengerjakan apa yang kita senangi, hanya saja secara lebih sistematis dan diiringi dasar keilmuan. Itu saja.
  3. Saya ingat kalimat inspiratif dari dosen pembimbing saya ketika pertama kali bimbingan, “Bikin skripsi itu nggak perlu harus gimana-gimana, yang penting kita bisa berpikir analitis dan sistematis.” Sayangnya, tidak semua orang mau diajak berpikir analitis dan sistematis, tapi skripsi bisa jadi media latihan kita. Karena tujuan penelitian ini ya untuk kita sendiri sebenarnya. Kalau kita benar-benar mengerjakannya dengan sungguh-sungguh, you will get this point..
  4. Jangan pernah COPAS untuk BAB II (Kajian Teori). Nanti, saat membuat pembahasan atau analisis, kita akan tahu betapa pentingnya kita mengkaji teori-teori itu. Karena itulah yang membentuk pemikiran kita terkait penelitian. Entah mau diapakan teori itu, sebaiknya dikaji saja. Nanti, dalam proses pengerjaan kita akan tahu bahwa teori yang kita dapat selama kuliah itu bukan sekadar slide yang kita baca pas mau ujian. Tapi ya memang untuk diimplementasikan di dunia nyata. Maka sekali lagi saya bilang, jangan copas. Ketik sendiri. Karena saat kita mengetik itulah, menurut saya, kita juga sedang belajar dan mengkajinya.
  5. Bersahabat baiklah dengan DATELINE. Saya merasakan sekali manfaat dateline ini. Kemarin saya sudah hampir menyerah, untuk penelitian kualitatif macam model penelitian saya, kata pembimbing saya normalnya waktu pengerjaannya 8 bulan. Well, kampus tiba-tiba mengeluarkan peraturan bahwa jika tidak ingin mengikuti herregistrasi semester 8, maka mahasiswa wajib mengumpulkan draft lengkap penelitian selambat-lambatnya tanggal 13 Januari 2014. Jeng, jeng! Serius stress pas denger kabarnya. Apalagi skripsi saya total rehat sejak tanggal 11 Desember setelah wawancara informan. Saya baru tahu info itu tanggal 27 Desember 2013. Padahal, Alhamdulillah masih banyak amanah dan tugas yang mendesak untuk diselesaikan. Skripsi saya murni tidak tersentuh selama rentang waktu itu. Akhirnya, karena the power of kepepet, saya atur ulang manajemen tugas yang saya lakukan. Saya selesaikan dulu semua amanah. Dan saya buat kampanye dengan target audien diri saya sendiri. Haha. Dasar anak IKOM! Kampanye itu bernama “#15HariMengejarCinTA (Tugas Akhir). Dimulai dari tanggal 30 Desember 2013. Tapi eh tapi, ternyata masih saja ada banyak hal yang harus dikerjakan. Jadilah saya mulai mengerjakan sejak tanggal 1 Januari 2014. Tidak semudah itu pemirsah, perlu melamun dulu setelah rehat lama. Satu hari itu pun saya gunakan untuk membaca dan memahami data-data yang saya kumpulkan dari informan sebelum saya olah menjadi data kualitatif. Data saya juga belum lengkap, masih kurang tiga informan lagi yang harus diwawancara. Tapi saya penganut kepercayaan kepada Allah, hehe. Saya percaya bahwa niat baik selalu ada jalannya. Alhamdulillah dimudahkan semuanya. Saya benar-benar memulai semuanya tanggal 4 Januari 2014, ditemani beberapa rapat juga yang nyatanya hati saya nggak tega buat ninggalin, hehe. Daaan.. Finally, 325 halaman termasuk lampiran transkrip-transkrip wawancara, yang saya juga kadang tak percaya, Alhamdulillah ACC hari ini, 10 Januari 2014.
  6. Bagaimana bisa semuanya selesai? Sementara mengolah data kualitatif itu sesuatu sekali. Butuh kesabaran ekstra. Jawabannya sederhana saja, ya KERJAKAN! Kalau kita bingung dan memikirkan kebingungan itu ya nggak selesai juga. KERJAKAN saja, yang bingung lewati, kerjakan yang bisa dikerjakan dulu. Nanti ulas lagi pekerjan kita, lengkapi yang masih kosong. Yakin deh kadar kebingungan kita akan turun setelah kita mengerjakannya, seringkali kita justru  malah menemukan jawaban dari kebingungan itu saat kita mengerjakannya bukan ketika kita memikirkannya.
  7. Saya masih banyak amanah? Gimana dong? Sudah saya bilang, ini soal kemauan. Kalau dari hasil pembahasan di skripsi saya, ketika bisnis yang kita bangun tidak mempunyai target pasar potensial, ya bangun pasar potensial. Caranya? Ciptakan kebutuhan dan tingkatkan kapasitas audien sehingga membutuhkan produk kita. Begitupun dalam diri kita, ya harus meningkatkan kapasitas diri. Jangan lewatkan amanah, tapi konsekuensinya ya waktu yang kita gunakan untuk bekerja akan lebih banyak dari orang pada umumnya, kita tingkatkan kapasitas diri kita. Going to the extra miles bahasa kerennya. Kalau sudah mentok, minta izin untuk free sejenak, tapi nggak seenaknya aja, kita punya batas waktu. Saya sendiri izin sama ketua saya minta waktu sampai tanggal 13 untuk berhenti sejenak. Ya walaupun kenyataannya nggak setega itu. Selama masih bisa berkontribusi kenapa tidak? Hehe. Tapi kalau memang tidak bisa, kita komunikasikan baik-baik. Asal kita tahu amanah kita dan kita mempertanggungjawabkannya.
  8. Soal lulus tepat atau cepat? Hmm.. saya sih sepakat-sepakat saja kalau kita harus lulus tepat waktu. Tepat yang terbaik untuk kita. Tapi kalau alasan lulus tepat jadi pembenaran untuk menunda pengerjaan skripsi? Yaa.. hmm.. gimana ya? Ya itu akan jadi pembenaran terus yang akhirnya membuat kita semakin tidak bergerak karena merasa berada dalam posisi ‘aman’. Padahal setiap gerak itu dimulai dari kegelisahan berada di tempat yang sama. Memang apa jaminannya lulus lama itu lulus yang tepat waktu? Ya kalau alasan penundaannya jelas ya tidak apa. Misal punya visi tersendiri gitu, asal nilai kebermanfaatannya maksimal, saya rasa itu pilihan. Tapi jika semuanya bisa dikerjakan secara parallel kenapa harus menjadikan pilihan sesuatu yang sebenarnya bukan pilihan? Ingat, kadang skripsi itu bukan soal obsesi, tapi soal kebahagiaan orang tua yang menanti perjuangannya kita.
  9. Bosan dalam proses pengerjaan? Pasti. Dan saya yakin setiap diri kita tahu cara untuk mengatasinya. Saya sendiri kalau sudah bosan, berhenti sejenak, baca-baca tumblr atau blog atau sekadar kepoin siapa gitu, ehhehee. Lanjut lagi deh. Nulis ini pun sebenarnya bagian dari menghilangkan bosan sebelum kembali merapikan file skripsi. Hehe.
  10. Berkumpullah dengan teman-teman satu visi dan bangunlah suasana saling mengingatkan di sana. Saya sendiri bersyukur bertemu dengan tim pejuang 13 Januari yang tidak henti saling menyemangati dan ngerusuhin perpus tiap hari. Hehe.
  11. Semuanya terjadi atas izin Allah. Tapi bagaimana Allah mengizinkan kalau mengupayakannya saja belum kita coba? 😀

 Kok jadi kayak tips apa gitu ya? Hehe. Whatever, semoga kalian mendapatkan poinnya. Just do it! Selamat mengejar cin-TA. Nanti kalian akan tahu kebahagiaannya pas bikin kata pengantar. Sedih banget rasanya. Antara terharu, nggak percaya ternyata bisa selesai, dan mengenang semua masa kuliah. It will be over soon. Mohon doa ya untuk kelancaran sidang saya. SEMANGAT!

kata pengantar ter#apadeh
kata pengantar ter#apadeh

Ruang Move Up

22.30

10 Januari 2014

Catatan perjuangan 13 Januari 2014

Advertisement

24 thoughts on “Skripsi-an 10 Hari? Why Not?”

  1. Reblogged this on Fika Almira Firdaus and commented:
    Masya Allah… Luar biasa tulisannya! Terima kasih Himsa… 😉
    Sabar itu melapangkan.. Ikhlas itu meringankan.. Mungkin perlu dipraktikan diproses menuju sarjana ini. Sesulit apapun ujian, suatu saat kita akan mengenangnya dengan senyuman. Hasil akhir itu bonus, prosesnya itu yang penting! #FocusActionPatient 😉

  2. sy ngerjain bab 1, 2, n 3 dalam waktu 2 hari hihihi..
    belum di revisi sih sm dosen,. dalam waktu 10 hari utk bab 4 dn 5 waw banget dah.. smoga cepat lulus yaaa…

  3. salam kenal Himsaa, aku adalah pejuang skripsi,,,pengen banget bisa lulus juni tapi dari pihak sekolah tempat aku penelitian menyatakan kalo aku baru bisa penelitian sekitar 20 april,,,kira-kira bisa gak ya aku ngejar Juni

    1. Bismillaah.. tg penting diusahakan dulu. Optimis dl dikerjakan semaksimal mungkin. Kalau memang belum selesau, berarti ada waktu lain yg lebih baik. Pokoknya usaha extra dl yg penting 😉
      Salam kenal juga ya mila

  4. kerennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
    iyaaa ngerjain bab 4 itu bikin bingung, dan akhirnyaa hampir 1 bulan ini aku ngangur gakngerjain skripsi gara gara bingung, heheueh
    tipssnya ngena banget deh,
    Bismillah, sekrang waktunya mengerjakan yeay!!!
    semangattttttttttttttttttttttttttttt 😀

  5. Wahh, terimakasih atas sharingnya kak Ahimsa.. Lumayan merefresh mood saya yg sering terjebak dalam ego sendiri untuk garap skripsi, bismillah semoga saya bisa gercep juga 🙂

bagaimana menurutmu? :)

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s