Cerita dan Celoteh

Meluaskan Hati

Ada kalanya, kita lelah, “mengapa si ini nggak bisa mengerti kita?”. Dan kita menjadi kesal dengan orang tersebut. Ya, kita memang tidak bisa mengendalikan orang lain sebagaimana mau kita. Karena hanya Allah yang berhak menggerakkan hati manusia. Tapi kita, diberi kesempatan untuk dapat mengendalikan diri sendiri. Kalaupun orang lain itu terus membuat sakit, kita bisa membuat hati kita tidak sakit. Mmm, aku menyebutnya ‘meluaskan hati’.
Bayangkan, hati kita adalah sebuah kolam yang diisi air. Kita tidak punya cara untuk mematikan kran yang terus mengalirkan air, sampai kolam itu luber airnya. Maka, sebelum itu terjadi, luaskanlah kolam itu. Jika hampir luber lagi, luaskanlah terus. Begitulah, jadikanlah hati kita terus meluas hingga bahkan ketika orang lain ingin menyakiti kita, kita masih bisa mengatasinya. Tidak ada rasa sakit yang meluber ke mana-mana.

Jadi, mari lapangkanlah hati.

Bandung,
27 September 2014
21.02
Teringat nasihat Bang Tere
Ngomongsamadirisendiri

Advertisement

3 thoughts on “Meluaskan Hati”

  1. ah! pas banget sih mba temanya..hahaha,,baru aja kejadian, eehh udah kena semprot aja sama si ajaleav..tapi apa lahan si kolam ada batasnya,mba?dan kok kayaknya tulisan yg ini agak rada memendek ya mba dibanding tulisan sebelumnya *perasaan*. lagi ngejar konsistensi menulis ya? semangat semangat ,mba! chayo!

  2. like this ‘meluaskan hati’ apalagi menjadi seorang istri dan ibu harus bisa meluaskan hati seluas-luasnya untuk bisa menampung segala keluh kesah suami dan anak-anak. Semoga….
    Makasih mba note-nya.

bagaimana menurutmu? :)

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s