Cerita dan Celoteh

Novembered #2 : Himsa, Plis Jangan Bego!

2010. Tahun yang bisa saya bilang menyakitkan. Saat saya harus menyadari sakitnya ditinggal pergi oleh impian. Saat saya memberontak dengan perasaan dan logika saya. Saat saya benar-benar ditantang untuk menjadi lebih dewasa. Tapi juga saat saya jatuh, tidak menjadi Himsa yang konyol. Justru jadi Himsa yang nyebelin. Himsa tanpa mereka, juga tanpa kamu. Beruntung saya punya mereka. Ya, mereka. Mereka yang masih bisa membuat saya tetap menjadi Himsa yang melankonyolis. Namanya RAMPES.

RAMPES: nina, desi, himsa, kak lia, puput, lisa (dari kiri)

Ada enam orang dengan proporsi tiga dari Pulau Jawa, dan tiga dari Pulau Sumatera. Lisa, Desi, Puput, Nina, Kak Lia, dan saya. Kami enam penghuni kosan yang heboh. Tidak mau diam. Cerita sana-sini. Masak bareng, curhat bareng, jalan-jalan (nyasar) bareng bahkan pernah pula tidur berenam di kamar berukuran 3×4 meter persegi. Banyak sekali kekonyolan yang terjadi bersama mereka. Ya, RAMPES. Sebuah keluarga yang menjadikan saya sebagai Himsa sebagaimana mestinya saat yang lain mengatakan Himsa itu nyebelin etsitera. Mereka pula, yang membuat kejutan konyol di Novemberku yang ke-18, November pertamaku di Bandung. Kejutan konyol yang selalu membuat saya tertawa sendiri ketika mengingatnya, antara malu dan menyadari ke-bego-an saya.

Continue reading “Novembered #2 : Himsa, Plis Jangan Bego!”

Advertisement