30 Hari Ngeblog Ramadhan, Cerita dan Celoteh, Prosa dan Puisi

Ketika Aku Tidak Mampu

Dear Aku, apa yang sedang kamu pikirkan? Mengapa tak henti kamu rutuki dirimu sendiri? Berhentilah menghujani dadamu dengan sederet perasaan bersalah.

Coba lihat lagi, lihat lebih dalam. Kamu bukannya bersalah, kamu hanya tidak mampu. Dan itu tidak apa-apa. Tidak semua hal mampu kamu kerjakan. Sungguh, itu tidak apa-apa. Karena kamu juga manusia yang tidak maha segala.

Setidaknya, kamu tahu kamu sudah berusaha. Kamu tidak menyerah tanpa melakukan apapun. Kamu sudah berjuang. Tapi akhirnya kamu tetap tidak mampu. Sekali lagi, itu tidak apa-apa. Justru ucapkanlah terima kasih pada dirimu sendiri karena telah mau berjuang sekeras itu.

Aku tahu kamu masih sedih karena kegagalan atau ketidakmampuanmu ini. Pasti karena kamu mulai membandingkan dirimu dengan orang lain. Iya kan?

Mengapa dia bisa berjuang lebih keras lagi sedangkan untuk sampai di sini saja aku tak sanggup?

Mengapa dia malah bisa meraih itu semua tanpa perjuangan yang berarti?

Ya, aku bisa mendengar jerit di hatimu.

Continue reading “Ketika Aku Tidak Mampu”

Advertisement
Cerita dan Celoteh, Cuplikan Buku, perempuan

#NulisRandom2015 (2): Perempuan dan Harapan

image

Randomisasi hari ini disponsori oleh suami yang kasih surprise karena pulang dua hari lebih cepat dari jadwal dinasnya. Wuhu! Temanya tentang perempuan dan harapan. Dua kata yang secara umum sering disandingkan. Nah apa hubungannya sama suami pulang lebih cepat? ๐Ÿ˜€
Jadi begini ceritanya.. Hampir tiap bulan, ada saja suami saya dapat tugas dinas ke luar kota. Entah ke Aceh atau sekitaran Sumatera Utara. Alhasil, udah pasti dong saya sering ditinggal? Hehe. Continue reading “#NulisRandom2015 (2): Perempuan dan Harapan”

perempuan

Men Sini in Women Sono

Berhubung kemarin saya sempat bawa-bawaย genderย di tulisan iniย , saya rasa saya perlu bertanggung jawab untuk memberikan jawabannya. Apakah benar wanita ingin dimengerti? Bagaimana cara mengerti? Alhamdulillah, kemarin langsung dapat jawaban dari video ini. Mangga, selamat menikmati. Selamat tersenyum, Muslimah! ๐Ÿ™‚

Notes: IKHWAN WAJIB NONTON ๐Ÿ˜›

 

Cerita dan Celoteh, perempuan

Dongeng Sebelum Tidur (Seharusnya Perempuan Itu..)

Sejak Ipank meninggal, saya sering berbicara sendiri pada ruang kosong bernama line. Di sana, saya asyik berbicara dengan seseorang yang saya tahu pasti tak akan mengaktifkan akun line miliknya. Well, sometimes, that’s so interesting. ๐Ÿ˜€ Kadang, saya juga mendongeng tidak jelas kepada Upin, Pinu, atau kepada diri saya sendiri. Malam ini, saya ingin mendongengi diri sendiri. Tentang rangkuman nasihat dari Abah, Ibu, dan lainnya. Nasihat untuk perempuan. Akan kubagi untukmu, Cantik. ๐Ÿ™‚
Tadi sore, Abah menelepon santai seperti biasanya. Tapi pembicaraan beliau, bagiku sangat serius. Berikut percakapan kami.
Abah: Lagi ngapain, Vi? Libur asyik nih tidur seharian.
Continue reading “Dongeng Sebelum Tidur (Seharusnya Perempuan Itu..)”

Cerita Fiksi, perempuan

Berawal dari “Selesai” (Takdir Tuhan Tak Akan Pernah Tertukar)

-Selesai-

Aku pamit.

Kalimat itu sudah diketik, hampir saja dikirim pada sebuah nomor yang selama ini cukup spesial baginya. Tapi kalimat berisi dua kata itu dihapus lagi. Ia justru mematikan handphonenya. Menyimpan di bawah bantal. Kemudian, ia menangis. Menangis pelan namun deras. Tidak ada artinya kata pamit. Semua berawal tanpa kata, selesai pun tanpa kata, pikirnya. Perempuan itu lalu sejenak terdiam, menatap dinding birunya yang mengusam, membaca lembar demi lembar catatannya yang menuliskan semua perasaannya.

Perempuan sembilan belas tahun itu masih menangis.

Tiga tahun lalu, tanpa kata cinta layaknya sepasang muda-mudi menjalin tali asmara, dua orang ini justru saling menjauh, memilih menghindari perasaan mereka, sampai suatu waktu, tabir-tabir tersingkap dan mereka pun tak mampu menutupi lagi apa yang ada di hati mereka. Continue reading “Berawal dari “Selesai” (Takdir Tuhan Tak Akan Pernah Tertukar)”