Saya sedang tidak ingin menulis puitis atau konotatif. Saya ingin menulis untuk mengenang semua cerita. Mengingat semua kegilaan. Mencoba sejenak lupa bahwa kita telah mendewasa. Halo, Masa Remajaku.
Aku sering bertanya-tanya, apakah semua orang punya kenangan tak terlupakan di masa remajanya?
Time flies so fast. Hari ini, kita sudah sibuk mengejar tugas akhir masing-masing, menata mimpi-mimpi masa depan, berpikir lebih dewasa, dan (kata seorang teman saya) siap meminang dan dipinang. Rasanya baru kemarin angin membawa kita pada berbagai penjuru. Baru kemarin. Entah esok lusa aku sudah mendengar kalian bekerja, menjadi pengusaha, S2 di suatu negeri, atau mungkin… Menikah.
Ah, menikah. Pernahkah kau punya mimpi menikah dengan seseorang di masa remajamu? Lalu di tengah jalan mimpi-mimpi itu runtuh tanpa kau sadari. Entah tergerus pemikiran yang mendewasa atau hanya takdir tidak mempertemukan kalian. Ah, akan ada masa, mungkin kita saling terkejut ternyata impian masa remaja adalah kenyataan. Atau bisa jadi, impian itu lekang begitu saja. Aku percaya, saat itu terjadi, pendewasaan sudah mengajarkan kita arti menerima. Yeaah, entah cepat atau lambat di antara kita mungkin akan mengalami kisah klise absurd tapi menyakitkan.
Sebuah kisah sederhana yang hanya diketahui oleh hati. Sebuah bisikan sederhana. Sebuah doa terpendam. Sebuah perih di antara kebahagiaan.
“Selamat menempuh hidup baru, Masa Remajaku.”
Ia akan selalu punya tempat tersendiri. Walaupun hanya untuk dikenang dan diambil pelajaran.
Barangkali tak lama setelah ini kejutan-kejutan itu berentetan datang. Entahlah, seringkali seseorang yang menemani hidup kita justru adalah seseorang tak terduga. Tak sesempurna khayalan masa remaja. 🙂 Tapi aku percaya kita pasti akan menjalaninya dengan indah. Dengan baik-baik saja. Sempurna dengan caranya sendiri-sendiri.
Time flies so fast. I’m missing them a lot.
Ruang Move Up
23.01
15 Januari 2014
Penggejean. Nangis kangen sama sc8 dan semua masa remaja gara-gara abis nonton film konyol “You are the apple of my eye.”