Cerita dan Celoteh

Merayakan Kegagalan

Mungkin, cara paling asyik untuk menikmati kegagalan adalah dengan merayakannya.

-Azaleav

Ada orang yang mendapatkan keinginannya dengan sangat mudah. Mulai dari masuk sekolah hingga perguruan tinggi favorit, diterima bekerja di mana saja, bahkan hingga urusan jodoh pun berjalan mulus dengan sangat mudah dan lancar. Ada pula mereka yang harus gagal berkali-kali, jatuh dulu, berdarah-darah dulu hanya untuk sekadar memperoleh impian sederhana mereka–mendapat perguruan tinggi negeri misalnya. Ada pula yang hidupnya biasa saja. Pernah gagal, pernah juga berhasil. Ada yang biasa saja, tak pernah gagal (atau tak pernah punya target yang ingin dicapai?). Atau apalagi? Begitulah dinamika hidup.
Anehnya kita (saya) seringkali larut dalam kondisi saling iri.

Mereka yang bisa mendapat semua yang diinginkan dengan mulus akan terus mencari tantangan, justru penasaran kapan ia akan gagal. Ia mencari motivasi terbesar dan ingin tahu rasanya bangkit luar biasa setelah jatuh. Sementara yang berkali-kali dihantui kegagalan akan terus bertanya “kapan akhirnya keberhasilan berteman baik denganku?”. Ada yang terus berusaha. Ada pula yang hanya mampu bertanya lalu menyerah. Kondisi saling berbalik. Entahlah. Apa yang harus direnungkan? Selain tentu saja menyadari bahwa hidup harus terus disyukuri ada di posisi manapun kita. Karena dengan bersyukur kita belajar dan mengambil hikmah. Karena dengan bersyukur kita hidup tenang. Tanpa terus bertanya kapan akan jatuh atau kapan akan berhasil. Karena dengan bersyukur kita terus berusaha bahwa Tuhan selalu punya jawab atas tanya yang Ia titipkan di hati dan pikiran kita.
Rayakanlah kegagalan yang kita dapatkan karena nyatanya di dunia ini pun ada orang yang ingin gagal–untuk belajar bangkit. Rayakanlah kegagalan, karena kegagalan mampu memberi kekuatan maha dahsyat untuk berjuang ekstra. Rayakanlah kegagalan, karena kegagalan kadang mampu mengeluarkan kemampuan yang sering tersembunyi. Rayakanlah kegagalan untuk kau panen hikmahnya.

***

Ada cerita tentang seorang gadis yang sangat semangat dan periang. Ia hampir tak pernah gagal. Masuk sekolah favorit hingga kuliah dengan beasiswa penuh. Dalam hidupnya, ia mencatat tiga kegagalan yang pernah ia alami.
Satu, kegagalan mutlak yang ia alami adalah saat ia tak tahu apakah ia lolos atau gagal jika ia mengikuti tes SNMPTN untuk masuk di uiversitas impiannya. Kegagalan mutlak, kegagalan tanpa tanda atau bukti gagal karena memang tak pernah dicoba.ย  But what next? Ketika ia memilih bersyukur, kegagalan itu melahirkan kekuatan lain dalam dirinya. Kuliahnya yang walaupun bukan di universitas impiannya nyatanya sukses, predikat mahasiswa terbaik, dan sebagainya dan sebagainya.
Dua, gagal mempertahankan cintanya. Sang gadis patah hati untuk satu cinta yang pernah ia alami, yang ia jaga dengan hati-hati sampai Tuhan menghalalkannya. Tapi kegagalan itu nyatanya justru mengeluarkan potensi terpendamnya. Kegagalannya membuatnya berbuat banyak hal. Membuatnya menjadi manusia yang sadar akan maksud Tuhan memberi batas tegas dalam cinta. Ia sukses merayakan kegagalannya.
Ketiga, ia gagal di awal pertarungan. Si gadis perfeksionis itu lupa persiapan. Ia gagal mengikuti tes psikotes suatu BUMN. Entah karena apa, ia tak memahami instruksi yang diberikan dengan baik. Satu yang pasti, kegagalan itu lagi-lagi merangsang naluri si gadis untuk berjuang lebih maksimal. Entah hasil apalagi yang akan didapat si gadis dengan kegagalannya kali ini. Yang jelas ia tahu bahwa Tuhan mengerti tempatnya mengikuti psikotes bukanlah impian si gadis. Jadi, lagi-lagi si gadis pun merayakan kegagalannya dengan syukur atas segala pengertian Tuhan untuk hidupnya.

Mari rayakan kegagalan ini! Tuhan selalu punya maksud untuk setiap keputusan-Nya pada hidup kita.

Rumah,
23 Juli 2014
22.03 WHH

Advertisement

3 thoughts on “Merayakan Kegagalan”

  1. salah satu penggalan cerita di bukunya john kralik. yap! inilah “permainan gembira” yg sedang Allah kasih nih ke tiap-tiap manusia. berbeda,tp insya allah SERU!

  2. Sekedar motivasi, semoga kawanku ini segera bangkit kembali.. ๐Ÿ˜€
    ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠู’ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ : ุงูŽู„ู’ู€ู…ูุคู’ู…ูู†ู ุงู„ู’ู‚ูŽู€ูˆููŠู‘ู ุฎูŽู€ูŠู’ุฑูŒ ูˆูŽุฃูŽุญูŽุจู‘ู ุฅูู„ูŽู€ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู€ู…ูุคู’ู…ูู†ู ุงู„ุถู‘ูŽุนููŠู’ููุŒ ูˆูŽููู€ูŠู’ ูƒูู€ู„ูู‘ ุฎูŽู€ูŠู’ู€ุฑูŒ ุŒ ุงูุญู’ู€ุฑูุตู’ ุนูŽู€ู„ูŽู€ู‰ ู…ูŽุง ูŠูŽู€ู†ู’ู€ููŽู€ุนูู€ูƒูŽ ูˆูŽุงุณู’ุชูŽุนูู†ู’ ุจูุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู€ุนู’ุฌูŽู€ุฒู’ ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฃูŽุตูŽุงุจูŽูƒูŽ ุดูŽู€ูŠู’ุกูŒ ููŽู€ู„ูŽุง ุชูŽู‚ูู„ู’: ู„ูŽูˆู’ ุฃูŽู†ูู€ู‘ูŠู’ ููŽุนูŽู„ู’ุชู ูƒูŽุงู†ูŽ ูƒูŽุฐูŽุง ูˆูŽูƒูŽู€ุฐูŽุง ุŒ ูˆูŽู„ูŽู€ูƒูู†ู’ ู‚ูู„ู’: ู‚ูŽู€ุฏูŽุฑู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ุดูŽุงุกูŽ ููŽุนูŽู„ูŽุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ู„ูŽูˆู’ ุชูŽู€ูู’ู€ุชูŽู€ุญู ุนูŽู…ูŽู„ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ู
    “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu โ€˜anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabd, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allah, dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan “seandainya” akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.” (HR Muslim no. 2664)

bagaimana menurutmu? :)

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s